Senin, 07 Juli 2014

REWARD ATAS RANKING RAPOT ATAU USAHANYA?


8 Juli 2014

Ssstt... 

Mumpung Den Bagus Sakha lagi sibuk pake gadget saya, kakak-kakaknya lagi sibuk main game dan satu laptop kerja kanjeng Ayah tersisa di meja belajar. Hihihihi... saya pinjem dulu deh sebentar. Den Bagus, Mamak mau nulis dulu yaa, Sakha liat permainan sendiri dulu yaa..  

Walaupun saya tahu laptop ini diremote. Walaupun saya tahu saya sedang dalam masa percobaan pelarangan penggunaan laptop, hehehehe.. saya nekat. Maaf ya say, terasa lamaaaa ngga ngetik sesuatu tuh bikin saya lupa huruf, jangan sampai istrimu tercinta ini jadi tidak bisa berekspresi yaa, wkwkwkwk..

Beberapa minggu lalu anak-anak saya ulangan kenaikan kelas. Saya berfikir motivasi apa ya yang bisa digunakan untuk mereka supaya lebih keras belajar dan berusaha. Terlintas di pikiran saya, nilai rapot. 

"Yang di rapot ada nilai 100-nya, nanti Mamak kasih hadiah", kata saya sebelum penerimaan rapot waktu itu.

"Hadiahnya apa?", tanya anak-anak saya.

"Hmm.. kasih tahu ngga yaaa?? Udah buktikan dulu nilainya bagus, belajar yang rajin jangan nyontek ya", ujar saya. Padahal saya juga bingung kenapa nyeplos mau kasih hadiah yang saya sendiri belum ada gambaran mau kasih apa buat anak-anak hebat saya ini.

Hari pembagian rapot tiba. Alhamdulillah anak-anak saya semua naik kelas. Tidak ada nilai yang berada di bawah rata-rata kelas, meskipun juga tidak ada yang sangat istimewa. Yaa.. saya masih berusaha menemukan kemampuan terbaik mereka supaya saya bisa mengarahkannya. Tidak ada nilai 100 di rapot mereka. Hm.. tapi anak-anak saya sudah berusaha belajar dengan baik, tidak nyontek dan terus berdoa. Apa saya akan mengabaikan usaha mereka ini? Apapun hasil atas usaha mereka sekarang adalah yang terbaik yang sudah mereka usahakan. Waaah saya salah, kenapa saya mengatakan yang mendapat nilai 100 di rapot. Mestinya bukan angka patokannya. Harus diralat nih.

"Jadi gimana bos.. mau dapet hadiah ngga dari Mamak?"
"Iyaaaa tapi kan nilainya ngga ada yang 100 di rapot Ma?"
"Emang kalau ngga ada nilai 100-nya ngga dapet hadiah? Bukannya kemaren udah pada berdoa, pada belajar, ngga nyontek kan??" 
"Ngga Ma, ngga nyontek. Emang boleh minta hadiah?", tanya si tengah.
"Mau nggaaa??", sahut saya.
"Mauuu", kompakan anak sulung dan anak tengah saya menjawab.
"Okay, kita tunggu Ayah libur, Sabtu besok kita ke Gramedia yaa, kita beli komik. Okeee??"
"Bener Ma? okeeeee"

Yang nampak di mata saya hanyalah kebahagiaan anak-anak. Anak-anak yang bahagia akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas. Kata siapa? Ya kata saya doongg...

Pelajaran buat saya untuk berikutnya adalah mensinkronisasikan perintah otak dengan ucapan saya supaya satu kata dalam hal mendidik moral dan kejujuran anak-anak. 




Minggu, 25 Mei 2014

BERHENTI NGE-DOT?? SIAPA TAKUT..!!!


25 Mei 2014



Ide ini sebenarnya sudah lama saya pikirkan. Tapi hanya sebatas dipikirkan tanpa ditindaklanjuti ihik...

Hari Jumat lalu, tepatnya tanggal 23 Mei 2014. Sakha anak lanang saya terapi AVT. Tanpa diduga, di akhir sesi terapisnya bertanya.


"Sakha masih ngedot, Mama?", tanya terapis AVT Sakha. 
"Iya Mba", jawab saya. 
"Kapan akan berhenti?"

Glek...!! Ini yang tidak kunjung saya lakukan. 

"Mama, pada saat anak ngedot, gerakan mulut yang dilakukan tidak menstimulasi oral motor untuk berlatih bicara. Ini sangat berbeda dengan minum tanpa dot. Misalnya, pada saat pengucapan huruf "K" itu yang bergerak adalah pangkal lidah dengan penekanan, pada saat pengucapan huruf "T" posisi pergerakan lidah ada pada ujung, pada saat pengucapan huruf "C" lidah berada di langit-langit mulut. Nah jika anak minum menggunakan dot, pergerakan lidahnya tidak terlatih untuk mengecap. Sehingga tidak menstimulasi lidah untuk bergerak. Berbeda dengan minum menggunakan gelas yang berlubang misalnya. Pada gelas berlubang, lidah akan berusaha menahan air masuk ke mulut supaya tidak tersedak. Sehingga lidah harus berusaha mengkoordinasikan gerakan oral motor anak untuk dapat menerima masukan air dan menelan secara perlahan".

"Bagaimana kalau dengan sedotan, Mba?"

"Sedotan juga bagus Mama. Gerakan mulut menyedot itu sangat bagus untuk latihan oral motor. Supaya melatih oral motor anak agar dapat membantu pengucapan pada fase belajar bicaranya. Jadi kapan Sakha berhenti ngedot, Mama?"

"Secepatnya, Mba".

Jadi sudah paham kan kenapa?? Yuk coba sambil di cek anak-anak kita yang masih belajar bicara, hehehe... 

Dan terhitung sejak pulang terapi, saya mengusahakan untuk berhenti memberikan minum dengan menggunakan dot. Berhenti ngedot??? Siapa takutt!!!

Senin, 21 April 2014

CATATAN HARIAN SAKA PASCA IMPLAN KOKLEA (5)

21 April 2014

Sudah agak lama Mamak tidak menuliskan perkembangan bahasamu, Nak. Maaf ya, Mamak tidak menjaga kondisi badan jadi Mamak tidak bisa terlalu lama duduk di depan komputer. Meskipun Mamak juga sebenarnya agak kurang mengamatimu hehehe.. maaf yaaaa... 

Mamak ingin menulis, tapi Mamak seringkali mules Nak. Bahkan hobi Mamak baking pun terancam karena maag Mamak ni. Baeklah, Nak, Mamak akan sedikit cerita mengenai perkembangan sejak terakhir Mamak menuliskannya untukmu. 

Yeaayyyyy... 

Kau memang anak Mamak yang hebat. Kau sudah lebih banyak lagi memahami kata yang Mamak dan kakak-kakakmu juga pengasuhmu ucapkan. Kalau bukan Mamak yang memujimu manalah mungkin tetangga kita mengerti, hehehehe.. supaya kau makin bersemangat, ya Nak. Semangat belajar juga semangat makan yang banyak supaya berisi badanmu. Sesuai namamu, anak laki-laki yang kuat dan bersemangat (Wekandra). Hahay...

Kau ingat Nak, saat kau menunggui Mamak sholat di samping Mamak. Seselesainya Mamak sholat, kau menunjuk ke arah atas lemari dan satu patah kata terucap dari bibir mungilmu "hapaa..". Aiiiihhh... rupanya kau bertanya ya, hohohoho... Mamak tidak bisa menyembunyikan kegembiraan Mamak. Mamak menjelasan padamu, bahwa benda di atas lemari adalah bangku dan meja kecil yang biasa kau pakai untuk duduk-duduk dan belajar atau main-main. Tapi Mamak tidak mau ke-GR-an dulu nih. Mamak harus terus memancingmu, apakah ini hanya ucapan tak berarti atau memang bahasa ekspresifmu. 

Kali kedua adalah saat kau Mamak ajak untuk menengok tetangga yang habis sunatan. Hihihihi... Mamak tidak bisa menahan diri untuk tidak senyum-senyum hepi. Mamak memintamu membuka pintu dengan berulangkali mengucapkan "buka pintu, pintu buka ya, bukaa.. pintu dibukaaa". Dan kau memandang Mamak seraya mengucap "apa". OMG.. kau tau Nak, Mamak tidak bermimpi kan... huhuhuhu... Mamak senang betul, Nak. Mamak mengulang perintah "buka pintu", kaupun hendak membuka pintu dengan tangan kecilmu. Alhamdulilah... kau mengerti apa yang Mamak katakan. 

Kali ketiga, Nak.. ahahahahah... kau bertanya pada Ayahmu saat kau membonceng motor. "Apa" sambil melihat lurus ke depan. Mamak tidak tahu maksudmu apakah bertanya apa yang ada di depan kita atau bertanya apa yang mana. Saat Mamak menjelaskan motor di depan kita, kau memperhatikan Mamak dan kemudian memeluk Mamak. Ihihihihihih... inilah kebahagiaan seorang Mamak, Nak. Berarti kau menanyakan itu kaaaannn.. YES!!

Kali keempat, kau melihat roti yang Mamak buat. Dan kau memperhatikan ke arah roti seraya berkata "baemmmm". Alhamdulilah... baem katamu.. aaaaarrrgghhh... Tanpa banyak cingcong, Mamak segera mengangkatmu dan ngoceh tentang makan roti. Kau minta roti... hikhikhikhik.. 




Sakha "baemm" roti 

Mamak tidak kuasa untuk tidak membagi kebahagiaan Mamak. Mudah-mudahan Alloh memberikan kekuatan pada Mamak untuk selalu bersabar mengajarimu ya nang.. dan semoga Alloh memberikan kecerdasan pikiran untukmu belajar. Mamak akan tetap semangat untukmu.. *peluk Sakha..





Minggu, 23 Maret 2014

CATATAN HARIAN SAKA PASCA IMPLAN KOKLEA (4)

Rabu, 19 Maret 2014

Hari ini kau terapi, Nang. Mamak belum sempat membuat daftar bahasa reseptif dan ekspresifmu. Duh Mamak jadi merasa bersalah. 

Terapi hari ini kau lebih kooperatif dari terapi yang lalu. Kau belajar tentang konsep ada dan tidak, kosong dan isi, mau dan tidak. Kau juga belajar lagi mengulang aktifitas mandi, dengan memandikan boneka sapi dan boneka babi. Senang kali tampaknya kau main air. Hahahaha.. 
Bukan hanya itu, hari ini kau juga mau mengikuti untuk aktifitas "dadah" dan mengeluarkan suara untuk "dadah" serta "buka" untuk membuka telur berisi koin. Kau juga bermain memberi makan boneka anjing sampai kau terkekeh-kekeh. Bahkan kau bisa menyamakan obyek dengan gambar untuk gambar kereta dan mobil. Aw..aw.. aw.. Mamak senang melihatmu. Kalau di rumah kau tidak mau Mamak ajari, tapi rupanya kau simpan dalam memorimu ya..

Terapismu Mba Rini memberi beberapa PR lagi untuk Mamak. Kita harus rajin berlatih untuk identifikasi lagu, Nak. Mamak harus konsisten menyanyikan paling tidak 3 lagu untukmu. Mamak sampai bingung karena begitu seringnya Mamak menyanyikan lagu untukmu dan selalu berganti-ganti. Jadi mulai nanti kita konsisten untuk 3 lagu saja ya.. Ini juga untuk melatihmu mengidentifikasi benda. Baiklah.. kita akan memulainya lagi. 



Tanggal 22 Maret 2014

Hari Sabtu ke-4, jadwal mapping-mu selanjutnya, Den Bagus. Ayah di rumah tapi Mamak rasanya tidak begitu bersemangat. Sampai-sampai Mamak-pun malas menceritakan sejarah mapping-mu hari ini. Aaaaaakkk... sepertinya Mamak sudah terinfeksi virus menular yang sangat berbahaya nih. MALAS. Hadoohhh.. obatnya hanya 1. TIDAK MALAS.

Kita sudah berangkat pagi, hari ini kita tidak terapi ya Nak. Mba Rini terapismu sedang di luar kota. Terapimu digeser dulu sementara ke hari Rabu minggu depan. Tak apa, Mamak juga sedang malas. Maaf ya Nak, semangat Mamak kendor nih. Butuh booster dari Ayah.. #halah xixixixi

Yuk kita berangkat yuuukk.. Sampai di Kasoem kita langsung ke ruangan yang sudah disiapkan Mas Dani. Siiippp.. Mas Dani mengecek volume yang Mamak pakai. Kemudian Mas Dani menyesuaikan dengan settingan pada komputer. Cling.. Selesai. 

"Ibu, ini settingan yang sekarang adalah sesuai dengan volume yang Ibu pakai kemarin. Kita kembali ke volume 6 lagi ya Bu. Nanti Ibu perhatikan respon Sakha. Kalau di volume ini Sakha responnya tidak sebaik biasanya Ibu boleh menambah volumenya naik 1 tingkat. Tapi Ibu perhatikan ya..", Mas Dani info-info lagi mengingatkan Mamak. 

"Iya Mas, siap. Jadi dengan volume yang sekarang bagaimana cara saya melihat responnya Mas? Apa ada latihan tertentu juga yang harus dilakukan supaya bisa melihat respon Sakha lebih baik?", kata Mamak. 

"O..iya Bu. Ibu coba pakai suara pelan, berbisik ataupun ketukan pelan ya. Coba lihat dulu bagaimana responnya", kata Mas Dani.

"Baiklah..", jawab Mamak. 

Kaupun tenang hari ini, Nak. Mamak sedikit lega. Kau dengar, kata Mas Dani, Nak. Kau harus benar-benar belajar dengan baik. Jangan malas ya..!! *menasehati diri






Kamis, 13 Maret 2014

MASALAH BUAT LO..?

Pelajaran ini saya dapatkan dari anak pertama saya yang tidak kalah ganteng sama si ragil. Nama panggilannya Aan. 

Saat itu Sakha masih belum genap berusia 1 tahun. Aan kelas 2 SD. Pagi-pagi menjelang berangkat sekolah, Aan mengatakan satu hal yang membuat saya & Ayahnya terkejut. Tiba-tiba saja Aan mengatakan, " Sakha kan cacat".
Mendengar kalimat tersebut Ayahnya langsung memarahi Aan. Saya yang sedang bersiap untuk berangkat kerja, risih juga mendengar Aan dimarahi Ayahnya. Saya segera keluar kamar dan memulai proses investigasi.

"Mas Aan dengar dari mana kalau Sakha cacat?", tanya saya.
"Dari Dodo (nama anak tetangga yang saya samarkan namanya)", jawab Aan.
"Oo.. Mas Aan tau ngga cacat itu apa?", lanjut saya bertanya.
"Ngga tau, Mah.. kata Dodo, Dede Sakha pake alat bantu mendengar, Dede Sakha cacat", jawab Aan.
"Oo.. gitu. Mas Aan lihat Mamah, Mamah pake kacamata. Kalau kacamata Mamah dilepas, Mamah tidak bisa melihat jelas. Mamah juga cacat ya?", lanjut saya, 
Aan diam memperhatikan saya. 
Kemudian saya melanjutkan,
"Sakha memang ada gangguan pendengaran, Mas Aan ingat waktu mamah habis melahirkan Sakha, kan Sakha ngga bisa langsung pulang. Sakha harus dirawat dulu karena sakit. Dari sakitnya itu, virus yang menyerang Sakha merusak syaraf pendengaran Sakha. Ini bisa terjadi sama siapa saja, bukan hanya Sakha. Maka dari itu Sakha membutuhkan alat bantu mendengar untuk membantu Sakha mendengar. Seperti Mamah membutuhkan kacamata untuk membantu Mamah melihat dengan jelas. Selama Mamah atau Sakha tidak merepotkan orang lain, apakah itu jadi masalah buat Mas Aan?", tanya saya.
Aan menggeleng. Saya memeluknya. Saya katakan, "Yuk kita bantu Sakha supaya tidak merepotkan orang lain. Kita sama-sama ngajarin Sakha mendengar supaya bisa bicara sama seperti Mas Aan dan Mba Sasa (anak kedua saya). Oke?"
"Iya Mah, jadi nanti kalau ada yang bilang lagi Sakha cacat, aku nanti bilang, masalah buat loh", jawab Aan sambil melepaskan pelukan saya dan memandang saya dengan mata berbinar. 

Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan hal ini pada anak saya dengan bahasa yang mudah dia mengerti. Namun satu hal yang saya patut bangga, hingga saat ini, Aan sudah kelas 3 SD dan Sasa sudah kelas 1 SD, guru kelas mereka mengatakan kalau mereka begitu bangga menceritakan adiknya di sekolah. Tidak ada sedikitpun minder atau sedih, mudah-mudahan saya tetap dapat menjaga keindahan akhlak anak-anak saya. Keep smileee...

Senin, 10 Maret 2014

CATATAN HARIAN SAKHA PASCA IMPLAN KOKLEA (3)

Tanggal 8 Maret 2014


Jam 7.30 kita sudah sampai di Kasoem ya Nak. Sakha mau mapping yang kedua. Senangnya Mamak kau tidak rewel saat mapping. Mas Dani berpesan pada Mamak supaya mengusahakan kestabilan volume yang sekarang. Walaupun jika memang respon belum begitu baik, Mamak diijinkan untuk menambah volume alat.

Baiklah, setelah mapping kita langsung terapi ya Nak. Sakha diajak main-main sama Mba Rini terapis AVT Sakha. 15 menit pertama Sakha sangat kooperatif. Sayang, selanjutnya Sakha banyak nangis. Mamak sedih, hari ini Sakha tidak sepintar biasanya. Mungkin mood Sakha terganggu karena Sakha belum makan tadi pagi. Mungkin Sakha lapar, atau mungkin juga Sakha ngantuk ya.. Aah.. menyesalnya Mamak tadi tidak nyuapin cemilan biskuit buat Sakha. 

Mba Rini sampai bilang, kalau Sakha begini nanti dipindah jadwalnya. Oh no.. Mamak yakin ini karena Sakha lapar. Tapi Mamak tidak bisa berbuat apa-apa. Mamak dan Mba Rini juga sangat mahfum kalau Sakha udah mulai rewel..

Akhirnya terapi hari ini Sakha hanya dapet "loncat", "pegang", "mba", "mama", "cuci", "kotor". Yaaa.. nda papa ya Nang.. pelan-pelan tapi harus jalan. Mamak dikasih Long Term Goal untuk 3 bulan ke depan. Kita harus punya target, berusaha mencapainya. Kalaupun sudah berusaha tapi tidak tercapai, kita tetap berproses. Siap Nak.. LANJUTKAN..!!

Sabtu, 01 Maret 2014

CATATAN HARIAN SAKHA PASCA IMPLAN KOKLEA (2)

Catatan untuk anakku, Sakha..

1 Maret 2014

Hari ini kau menjalani mapping pertamamu. Mamak bangga sekali padamu, kau tidak menangis saat Mas Dani mengecek alat dan men-setting-nya. Kau sibuk mainan ikan yang berputar yang kadang kau pakai saat kau menjalani sesi terapi. Settingan alatmu sudah di modifikasi sesuai dengan laporan Mamak. Bahwa kau belum merespon kalau Mamak mengetes 6 link suara untukmu, pada hurus "S" "SH". Mamak belum mencoba kembali untuk huruf "I", "M" dan 1 lagi apa ya.. haduuh Mamak lupa Nak. hahahaha.. 

Kali ini Mas Dani meminta Mamak untuk mengenalkan suara lembut padamu. Seperti suara berbisik, bahkan dulu pernah diajari juga kalau suara (maaf) kentut adalah termasuk suara soft. Ini pas untuk Mamak yang kadang kentut keras-keras, hahahaha... 

Lihatlah Nak, hari ini kau cerah betul dengan kaos merahmu itu. Tidak lain, ada nasi di sekitar mulutmu. Kau senang sekali makan cemil-cemil seperti Mamak ya, hihihi.. 

Sakha belanja di Giant Pondokgede setelah mapping 
(1 Maret 2014)

Eh iya Mamak lupa, Mamak sudah mencatat sedikit mengenai perkembangan bahasamu Nak. Hadeeehh Mamak ini jadi pelupa gara-gara torch yang menginfeksi Mamak nih. Mamak udah ga secerdas dulu hahahaaha *kalo ini emang lebay banget deh..

Kau tau Nak, dalam seminggu Mamak mengulang pelajaranmu mengenai instruksi sederhana seperti "makan", "minum", "taruh", "ambil", "tunggu", apalagi ya.. tuh kan Mamak lupa. Iiddiiiihh... plis deh, kalau ga langsung Mamak catat jadi lupa kan Mamakmu ni. 

Oke deh, Mamak ingat kau sudah paham "tunggu" saat Mamak memintamu menunggu kakak-kakakmu. Kau sudah paham "kakak" saat Mamak menanyakan dimana "kakak"mu, kau menunjuk ke arah kakakmu. Kau sudah paham kata benda "mobil" saat Mamak menanyakan dimana mobil. Kau sudah paham kata "ambil" saat Mamak menyuruhmu mengambil mainan yang kau buang. Kau sudah paham kata " taruh" saat Mamak memintamu menaruh mainan yang kau ambil. Kau sudah paham kata "sayang"saat Mamak meminta upah ciumanmu, hahahahaha.. Mamakmu ini ternyata punya pamrih ya.. 

CATATAN HARIAN SAKHA PASCA IMPLAN KOKLEA (1)

Catatan untuk Sakha, anakku. 


23 Februari 2014

Nak, tgl 1 Februari 2014 kemarin kau sudah menjalani operasi implan koklea, maaf ya Mamak menyakitimu. Tapi semua sungguh untuk kebaikan Sakha. Tidak terasa tanggal 22 Februari kemarin Sakha switch on alat ya..

Mamak sedikit deg-degan sebelum masuk ruangan. Mamak agak sedikit worry alat ada masalah sehingga tidak berfungsi baik. Tapi Alhamdulillah ya Nak, proses switch on berjalan lancar. Alat di cek Mas Dani (Kasoem) dan berfungsi baik. Bahkan respon pertamamu saat mendengar suara "bip bip bip bip" menunjuk ke telinga, owhh leganya Mamak. Ini berarti Sakha mendengar suara itu dan Sakha memberikan hadiah untuk Mamak dengan menunjuk ke arah telinga sebagai kode yang mamak & Mba Rini (juga Mba Inda, di 3 bulan pertama terapimu, nak) terapis Sakha ajarkan selama ini jika mendengar suara. Alat berfungsi dengan baik. Namun lama kelamaan Sakha menangis. Mamak sempat agak sedikit khawatir, apakah ada yg sakit, yang Sakha rasakan. Padahal Mamak tahu kalau ini adalah salah satu respon dari efek mendengar saat switch on. Kemudian mamak menggendong dan memelukmu. Sakha tidak mau melepaskan pelukan mamak sampai beberapa lama. Hingga Sakha tertidur.. 

Sorenya, Mamak & Ayah membawamu makan di restoran cepat saji di mol. Dan Mamak senang sekali melihatmu makan dengan lahap meskipun setiap suapanmu kau keluarkan kembali alias dilepeh setelah rasanya tidak lagi enak. Hahahaha.. tidak apa-apa Nak, kau sedang belajar makan. Mungkin untuk kakak-kakakmu yg cantik & ganteng itu, makan tidak perlu belajar lagi saat mereka seusiamu. Tapi untukmu.. Kau harus belajar semuanya. Tidak apa nak, Mamak ada disini untukmu. Semua ini tidak mengurangi kebahagiaan Mamak sedikitpun. Malah kita semua jadi berpetualang banyak belajar hal baru. hehehehe.. Mamak sukak sekali dengan novel detektif, Mamak sukak mempelajari suatu hal dari pengamatan lebih dulu. Kalau tak ada kau, Nak, mungkin Mamak tidak banyak belajar lagi, alias cuek aje yee..hehehe

Sakha hari pertama pake alat baru pasca switch on 
(22 Februari 2014)

Lihatlah pose makanmu nih, nak, hahahaa.. seperti habis aja makanmu itu


Banyak PR yang harus mamak kerjakan untukmu, nak. Mamak harus mengamati bagaimana responmu dengan alat ini. Terutama kepekaan pendengaranmu. Mamak harus mengamatinya untuk bisa menemukan volume yang tepat untukmu di settingan pertama ini. Tak apa, mamak sukak mengamatimu, bahkan dalam tidurmu, xixixixi.. 

Bukan hanya volume yang harus mamak perhatikan. Mamak juga harus mengajarimu dari awal lagi seperti yang pernah kita lakukan sebelumnya saat kau masih memakai Alat Bantu Dengar (ABD)-mu. Karena kau harus menyesuaikan diri lagi dengan alat ini. Sementara sampai settingan tepat, kau masih memakai di 1 telinga saja ya nak, ABD-mu mamak simpan dulu sampai kau diijinkan memakainya untuk menyeimbangkan pendengaranmu. 

Bahkan mamak harus mencatat setiap perkembangan bahasa yang kau pahami, nak. Mamak harus membuat laporan untuk terapismu supaya bisa memantau perkembanganmu dan sebagai bahan mamak berkonsultasi untuk menjalani terapi untukmu di rumah. PR kita nak, hahahaha.. bantu mamak yak kita kerjain PR bareng-bareng. Kita juga dibantu kakak-kakakmu. Mereka senang kali mengajakmu ngobrol. 



Minggu, 23 Februari 2014

BEGINI TO, RASANYA NONTON LIVE -- Bagian 2

Part 3

Jam 13.10 (kalo ini tepat)
Menuju Jl. Kapten Tendean dari kantor yang lokasinya di Jl. MI.Ridwan Rais. Keluar gedung, jalanan macet, berhenti tak bergerak. Tepat di depan kendaraan saya ada mobil terbuka dengan beberapa pemuda yang mengenakan baju hitam berikat kepala. Pake toa mereka teriak-teriak. Entah apa yang mereka teriakkan. Yang saya rasakan adalah sebel. Sebel karena mereka jadi perjalanan saya terhambat. Haduuuuhhh gimana ini kalau nanti telat. Jam 13.20, masih di Tugu Tani. Merayap. Saya hanya bisa memberi kabar teman-teman grup rumpi mengenai posisi saya dan kemungkinan terlambat. Saya minta maaf seandainya tidak berkesempatan datang tepat waktu. Secara, tim hore yang bisa hadir hanya saya. Di akhir pesan saya, saya sampaikan, saya sudah berusaha, tetapi jalanan sangat tidak bisa diprediksi. Jika memang takdir Tuhan saya bisa datang tepat waktu, maka saya bisa ikut acara dimaksud. Tapi kalau ternyata saya terlambat, saya minta maaf, saya sudah sangat berusaha. Mba Inel, teman kami yang menjadi narasumber di acara Dr. Oz menelpon. Saya sampaikan kalau saya masih di jalan. Beliau mengatakan akan menunggu saya. Saya jawab, baiklah, saya tetap datang meskipun terlambat. 

Jam 13.40
Lampu merah Tugu Tani. Kendaraan mulai berkurang, meskipun masih padat. Pak Sopir tahu saya galau dengan keadaan ini, walaupun saya tidak mengatakan apapun tentang Studio Transtv. Saya tidak ingin konsentrasinya pecah, ini di jalan yang ramai. Dia berusaha terus mendekat kendaraan di depan saya. Saya sedikit khawatir akan terjadi ciuman maut antara mulut mobil dan (maaf) pantat mobil depan kami. Diam-diam saya berdoa, Ya Alloh, jika memang kehendak-Mu aku untuk mengikuti acara ini, maka Engkau akan melancarkan perjalanan kami. Namun jika tidakpun, aku tahu, mungkin belum saatnya bagiku untuk bisa memberikan support untuk teman kami. Lampu hijau, Pak Sopir cepat-cepat menginjak gas dan kendaraan kami melaju. Perlahan mendekati lampu merah di perempatan Cut Mutia. Kemudian saya meminta Pak Sopir untuk melalui jalan Cut Mutia dan melewati Teuku Umar. Alhamdulilah, lancar.. Setibanya di Kuningan, Mba Ratna teman kami dari Gramedia menelpon saya, beliau sudah sampai di lokasi. Saya melirik jam, ah entah kenapa kok tiba-tiba matahari meredup, kaca jam saya yang berwarna coklat hanya memantulkan sinar saja. Sudahlah, biarkan Alloh yang bekerja. 

Jam 13.50
Saya tidak menyangka sama sekali, Alloh benar-benar memberikan kelancaran jalan untuk saya. Mba Ratna sms, katanya beliau menunggu saya di Coffe Bean di Transtv. Ops.. hampir terlewat. Pak Sopir melewati jalan masuk ke gedung Transtv. Perlahan kami mundur dan masuk ke pelataran gedung. Saya kembali mengucap Hamdalah. Bahkan ini masih belum waktunya. Alhamdulilah.. Saya turun, tidak ketinggalan Den Bagus Ganteng. Bawaan wajib saya, hehehe.. Coffe Bean, jilbab warna oranye, itu dia. Saya menyapanya, ini Mba Ratna. Tak lama kemudian Mba Inel kembali menelpon, meminta saya untuk ke TKP. Kamipun bergegas menuju studio 10. Mba Inel menemui kami, dan Alhamdulilah, taping untuk Mba Inel belum dimulai. So..?? saya masih diberi kesempatan untuk mensupport Mba Inel & putranya Nadhif, tidak menyangka sama sekali jika Alloh melonggarkan jalanan macet tadi untuk saya.. Dan saya juga diberi hadiah, bisa melihat Meisya Siregar dari dekat, yang dulu pada jamannya saya ikut menyesal kenapa artis ini tidak menikah dengan pacarnya Beby Romeo. Hahahaha... Jadi, nikmat Tuhan mana lagikah yang berani saya dustakan..?? 

Jam 14.30
Mba Inel dipanggil, penonton diminta duduk. Saya dan Mba Ratna ditanya, apakah kami dari keluarga Mba Inel. Kami dipersilahkan duduk di bangku depan. Aduh, gimana ini, Den Bagus ga mungkin saya tinggalkan. Sayapun bertanya, apakah boleh membawa anak saya, mereka mengijinkan. HUaaaaaa... dalam hati saya teriak, Mama Kevin rugiiiiiii........ ternyata boleh kok bawa anak. Hasssssssseeeeeeekkkkkkkk.. mudah-mudahan bisa ikut mejeng di tipi, hihihihi.. Allohu Akbar Allohu Akbar.. adzan Ashar, syuting dihentikan sampai adzan selesai. Si Ganteng mulai rewel nih. Tapi masih mau kooperatif. Saat dimulai kembali, Den Bagus mulai berkicau, aduh.. saya takut ini menghambat dan harus diulang karena Den Bagus. Kami diliatian sama kru, aduuhh.. saya berusaha menenangkan Si Ganteng. Sampai saya dengar Mba Inel ditanya oleh Host, Dr. Ryan, "Jadi apa yang Bu Inel lakukan setelah Ibu mengalami hal ini dengan kondisi Nadhif yang terkena dampak dari rubella?" . Saya tegang, Mba Inel sempat terdiam. Kemudian Dr. Ryan mengulang pertanyaannya, kali ini menekankan pada apa yang Mba Inel lakukan supaya teman-teman Mba Inel tidak mengalami hal yang sama. Mba Inel mengucapkan "Membuat Grup Rumah Ramah Rubella.....bukan saya sih yang membuatnya, yang membuatnya teman saya, Grace Melia, di Yogyakarta. ..". Aaaahh saya tidak bisa mendengar lebih banyak lagi, volume suara Mba Inel tidak cukup keras untuk bisa saya dengar dengan jelas. Tapi haaaaa....saya senang sekali, nama grup kami yang sedang kami perjuangkan ini terlontar dari Mba Inel, mudah-mudahan tidak diedit. Yang saya dengar kemudian adalah, Dr. Ryan mengulang nama grup kami ini. Senangnyaaaa.....lega sekali rasanya..

Jam 15.40
Taping selesai, kami diberi kesempatan untuk foto bareng Dr. Ryan Thamrin dan Meisya Siregar.


Saya, Si Ganteng & Dr. Ryan Thamrin (Host-nya emang ganteng, benerr)


Mba Berta & Mba Ratna dari Gramedia serta Saya & Si Ganteng

Saya, Si Ganteng & Meisya Siregar

 Dr. Ihsan (nara sumber), Mba Ratna, Saya, Si Ganteng, Mba Inel, Nadhif, Meisya Siregar, Ibunda Mba Inel & Dr. Ryan

Mba Inel, Nadhif & Meisya Siregar

Foto untuk dokumentasi di grup, sebagai laporan atas yang telah kami laksanakan. MISI SELESAI.

Jumat, 21 Februari 2014

BEGINI TO, RASANYA NONTON LIVE -- Bagian 1

Part 1


Buka fesbuk dan ada beberapa pesan dari teman-teman rumpi di Grup Rumah Ramah Rubela. Buka pelan-pelan, mesti di scroll nih, biar kebaca semua. Hehehehe.. rumpinya sangat berisi. Sssttt.. Berisi rumpian xixixi.. Waah ada berita bagus, salah satu teman rumpi diundang untuk hadir dalam acara Dr. Oz Indonesia di Transtv. Hohoho.. ini keren. 
Eh tapi ternyata tidak bisa hadir. Jadi diwakili oleh anggota rumpi yang di Jakarta. Oh no, jangan saya (GR banget, padahal juga ga ada yang minta).. pengalaman saya tidak sebanyak itu untuk bisa dijadikan narasumber. Nah, ada teman lain yang sudah senior dalam merawat putranya yang lahir dengan rubella dan beberapa akibatnya. Ahaaa.. saya mau deh, hadir jadi tim hore.. Assiiiikkk... bisa liat Dr. Ryan Thamrin yang biasanya hanya bisa saya lihat di TV. Yuhuuuu.. harus foto bareng nih. Hihihihi

Part 2


Pelaksanaan tapping acara Dr. Oz Indonesia ini dilakukan di studio Transtv. Tanggal 20 Februari 2014 jam 14.00 Studio 10. Lengkap. Alamat? sudah. Jl. Kapt. Tendean. Denah?sudah juga. Jangan sampe nyasar, malah bisa batal nonton. Apalagi ya? Sepertinya sudah oke semua. Den Bagus harus ikut, ini bawaan wajib, hehehe..

Jam 07.00 (kurang dikit lebih ngga)
Nyiapin cake pesanan temen kantor dulu. Dua cake mudah-mudahan cukup waktunya sampai berangkat nanti. 

Jam 10.00 (kurang lebihnya sih tepat)
Siiippp cake udah siap. Di potong-potong dulu, finishing baru digabungin lagi, supaya coklat lelehnya ngga pecah kalo cakenya dipotong. Ini dia penampakan cake pesanan teman sayah dalam bentuk slice-nya.


Cake Oreo Tabur Coklat Bubuk

Sekarang waktunya bersiap. Ngebut nih, udah kesiangan keknya.

Jam 10.30 (kurang iya, lebih ngga)
Berang-berang bawa berkat. Berangkaaattt.. Berdoa sebelum jalan, "Bismillahi majreha wamursaha inna robbi la ghofururrohim". Mudah-mudahan ngga macet, wahai jalanan bersahabatlah denganku siang ini. Menuju kantor di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat. BBbrrrmmm... Jatiwaringin lancar. Kalimalang atau tol? sepertinya Kalimalang macet. Tol aja deh, keliatannya sih lancar tol-nya. Tapi begitu masuk tol dalam kota, maaaakkk... macetnyo. Duh jam 11.30 masih di tol nih. Harus cari jalan yang bisa cepet. Berusaha secepat mungkin keluar dari padatnya jalanan tol, yup yup yup.. keluar Rawamangun. Ahaa, lewat Utan Kayu aja ya Pak Sopir, kita potong jalan ke Pramuka lewat situ. Huaaaaa jalan tembusannya kok udah dikasih pembatas sih? sejak kapan inih? maksud hati potong jalan malah macet lewat jalur angkot. Macet lagi. Jam 12.10. Sabar.. Sampai di ujung jalan Pramuka, pilih jalan yang paling kanan aja Pak Sopir kita lewat Salemba. Deg..deg..deg..deg..deg.. duh, sampai jam berapa ni, udah 12.15 masih disini. Alhamdulilah Salemba lancar. Lewat jalan tembusan Kwitang aja ya Pak Sopir, kita lewat Tugu Tani trus ke kanan. Oh noooo lampu merah kok panjang ya antriannya. Ada apa ini. Mudah-mudahan hanya sebentar. Jam 12.20, tik tik tik.. rasanya putaran waktu di jam saya lebih cepat dari biasanya deh. Saya makin deg-degan. Takut ngga sampai tepat waktu. Jam 12.30, masih di Tugu Tani. Jam 12.50, akhirnya sampai di kantor juga. Saya segera turun dan mengantar cake pesanan teman saya. Setelah cipika cipiki sebentar saya segera berpamitan untuk melanjutkan petualangan hari ini. 

-------------------------------------------------------- bersambung------------------------------------------------



Minggu, 16 Februari 2014

MASAK ITU KEWAJIBAN ATAU HOBI??

Jam dinding di kamar saya menunjukkan pukul 10.45 malam. Malem-malem udah gelosoran menikmati kantuk, tiba-tiba saya ingin menuliskan sesuatu tentang masak. Hehehe.. yaa saya kan ibu-ibu tulen (nganTUkan dan sok teLatEN), yang berusaha selalu menyediakan hidangan sedap di meja makan (juga meja belajar tempat saya ngetik saat ini, hihiihihi) jadi wajar dong kalau saya ingin sedikit berbagi cerita mengenai "MASAK".

Sejak saya kecil ibu saya sudah melatih saya di dapur. Waktu itu saya masih SD kelas 2 atau 3 deh ya kalau ngga salah. O ya, saya lahir kecil di Jakarta, tapi sejak usia 5 tahun, orang tua saya hijrah ke Jawa Tengah tempat bapak (Alm) dilahirkan. Tepatnya Karanganyar Kebumen. Jadi jangan kaget yaaa kalau bahasa Jawa saya memang ngapaks asli, hehehe.. 

Diawali dengan belajar menunggui api tungku (waktu itu masih menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu, minyak tanah ada tapi masih jarang dan terhitung mahal). Ibu saya memberikan tanggung jawab pada saya untuk menjaga api supaya tetap menyala. Hal ini saya lakukan setiap pagi sebelum mandi dan bersiap sekolah. Sampai saya kelas 5 SD, saya masih bertugas melakukan ini. Hingga suatu hari, ibu saya sakit perut, kemudian ibu meminta saya untuk membuat "BALADO IKAN ASIN GABUS". Hahay.. ini yang saya tunggu-tunggu. Ibu membiarkan saya memasak sendiri, hehehe.. 

Pengalaman memasak yang pertama itulah yang selalu mendorong saya ingin mencoba memasak untuk kedua kali, ketiga, keempat sampai sekarang. Saya suka sekali kalau sudah mulai riset masakan. Dari mencoba resep yang gagal total sampai berhasil baik. Biasanya setiap kali mencoba suatu resep, saya catat. Hasil percobaan pertama saya catat. Jika hasilnya tidak memuaskan, saya akan pikirkan dan otak atik kira-kira di bahan yang mana atau diproses yang mana yang harus diulang dengan percobaan kedua. Sampai saya benar-benar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang ada dalam imajinasi saya, hahahaha.. yaaa kadang memang saya suka menghayal. 

Tapi setelah saya menikah dan memasak menjadi bagian dari kewajiban saya sebagai Ibu Rumah Tangga, ada beberapa hal yang membuat saya berpikir. Apakah memasak merupakan hobi saya atau kewajiban saya semata. Bahkan ada teman saya yang mengatakan bahwa jika memasak adalah hobi, maka itu salah, karena memasak adalah kewajiban bagi seorang istri. Tapi tentu saja saya tidak bisa menerima pendapat ini. Kenapa? Ada yang tau, ada yang tau, ada yang tau??? *slruupp.. aaahhh... sruput hot coklat dulu.

Untuk bisa menikmati hasil, pasti melalui proses ya. Begitu juga saya, dengan proses yang sudah saya lalui sejak SD, saya mendapati diri saya yang sekarang. Saya senang kalau keluarga saya senang. Saya senang kalau hasil masakan saya dinikmati keluarga saya, dan mereka senang. Jadi..?? memasak sekarang hobi atau kewajiban, sepertinya tidak penting lagi bagi saya.. hehehehe. Begitu juga dengan Anda, ibu-ibu sekalian, benar bukan? 

Ini adalah sebagian yang diabadikan berawal dari awal hobi saya dalam riset (cie cie.. riset) resep:


Cake Jeruk Saos Strowberi Kukus (kebanyakan siraman saosnya nih)

Kastengel
                                                 
Nasi Ubi Urap Komplet
                                           
Cupcake pisang salah cup pake resep yang belum joss

Cup Bread 
                                   
Roti Sosis

 Bakso Tanpa Pengawet Made in saya

 Brownies Putih Telur

Cake Kismis Tabur Almond 

Cake Tape Sukade Kukus 

Cupcake Pisang Keju (resepnya udah oke setelah melalui pengujian, xixi..) 

Donat Labu Keren

Sebenarnya masih ada beberapa produksi kue yang tidak sempat saya jepret berhubung keburu diambil, seperti cake durian tabur keju, cake talas kacang kenari, termasuk cake gosong dan cake bantet yang udah abis duluan. Sayang sekali padahal gambarnya pasti mengini deh, hihihihi...

Jam di atas meja belajar saya sudah menunjukkan pukul 12 malam. Waktunya berisitirahat dan mempersiapkan energi untuk besok. So, selamat beristirahat dan mari jadi diri sendiri ajah.. 

Senin, 03 Februari 2014

HADIAH INDAH GUSTIALLOH UNTUK SI GANTENG



Akhirnyaaaa....
Perjuangan dan harapan saya selama 2 tahun ini satu persatu mulai diijabah sama GUSTIALLOH. Bahagiaaaaa betul rasanya.. ALHAMDULILAH, akhirnya Sakha  sudah CI. Walaupun baru bisa dilakukan untuk 1 telinga saja, tetapi ini sudah merupakan suatu keajaiban bagi keluarga kami. Mau tau, apa mau tau bangett?? hehehehe...

Inget kaan curhatan saya yang lalu mengenai cuti? yaaa begitu deh perjuangan di sisi ijin. Jadi sejak cuti besar saya selama 3 bulan itu, saya udah keliling a-bank a-bank yang mau kasih pinjeman buat kita nih, hehehe.. kami udah niatin deh buat si ganteng. Dan di bulan Januari kami dapet kabar yang sungguh di luar dugaan. Rasanya kek orang patah hati maaakkk... DITOLAK. Padahal status vaksinasi meningitis udah dapet booster, padahal kami udah depe alat, padahal semua udah siap. Tinggal kekurangan dananya yang harus dilengkapi. 

Ga mau lama-lama saya kecewa, ini pasti ada maksudnya GUSTIALLOH tolak pengajuan pinjaman kami. Berhubung yang ada di pikiran kami hanya pinjam ke bank dan nodong asuransi, maka sekarang proses asuransi segera dipercepat. Ayahnya si ganteng mempercepat proses pengajuan ke asuransi. Tau sendiri deh para pemegang polis, kalo asuransi lokal mana mau nanggung difabel (*istilahnya mulai saya sosialisasikan ya mak Arifah Abdul Majid, hehe) bawaan.. ya kan ya kan ya kan.. emang. Makanya begitu ayahnya si ganteng ngecek benefit dari asuransi, girang bingit deh ada bantuan dari sono, xixixixi.. Sekedar inpormasi, biaya buat beli alat ini memang selangit, jadi buat keluarga kami yang sederhana dan berusaha hidup dengan jujur, tidak mudah mendapatkan uang yang bergepok2. Mau ngerampok, udah pasti ketahuan deh, apalagi kurupsi, amit-amit jabang bayi, NAUDZUBILAH.. Duh GUSTI, bimbinglah kami selalu di jalan lurus-Mu. Aamiin..

Lanjutttt, tarikk maang..

Dalam waktu sekitar seminggu kami dapat berita dari asuransi kantor ayahnya si ganteng. Bahwa kami bisa mendapatkan 80% dari 4.000 USD (untuk 5 tahun) dan biaya operasi ditanggung 100% untuk ruang rawatnya, obat-obatan juga ruang operasi. Kecuali untuk dokter operator implan, dokter anestesi dan asisten dokter anestesi, asuransi menanggung 90%. Wiiiiiiihhh... guyiiihhh.. ini baru keren. Kamipun meminta bantuan ke pihak Kasoem Hearing & Speech Center dan Dr. Harim Priyono sebagai operator implan-nya untuk mempercepat proses di asuransi, karena pihak asuransi menunggu jawaban beliau-beliau. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sejak kabar gembira itu, akhirnya kami memutuskan untuk dapat dilaksanakan tanggal 1 Februari 2014 kemarin. Dr. Harim juga sudah ACC. 

Kurang lebih 5 hari sebelum hari H tindakan, pihak asuransi merevisi benefit yang bisa kami dapatkan. Dan memang rejeki ga kemana, ini memang rejeki yang diberikan GUSTIALLOH untuk Sakha, inilah maksud GUSTIALLOH menolak permohonan pinjaman kami, hik hik hik (*mewek terharu biru saking bahagianya), asuransi memberikan FREE alat implan untuk Sakha, mereka menunggu Dr. Harim merekomendasikan alat mana yang tepat untuk Sakha dan biaya operasi juga ditanggung. Ya ALLOH, ya ROBBI, ya MUHAMMAD ROSULLULLOH, inilah maksud dari penolakan itu. Huuhuhuhuhu... ALHAMDULILLAH, ALHAMDULILLAH, ALHAMDULILLAH... saya pun tidak bisa berkata-kata, hanya lelehan air yang merembes di kedua mata saya yang mewakili kebahagiaan kami. Bahkan Dr. Harim berkenan merekomendasikan alat yang terbaik untuk saat ini (untuk produk cochlear Australia). Makin banjirlah lelehan ar mata saya..

Akhirnya tanggal 31 Januari 2014 kira-kira jam 3 sore, kami berangkat ke RS. Premier Jatinegara untuk cek in. Pelaksanaan tanggal 1 Februari 2014 jam 8.30 pagi sampai dengan jam 10. Jangan ditanya seperti apa galaunya saya menunggu kabar dari ruang operasi. Seperti inilah hasil jepretan ayahnya Sakha pasca tindakan.

                                                   Tanggal 1 Februari 2014, pasca tindakan


                                   Tanggal 3 Februari 2014, menjelang pulang

Jadi, nikmat mana lagi yang berani saya dustakan.. 

Saya tau, mungkin beliau-beliau tidak sempat membaca curahan kebahagiaan saya ini, tapi di kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada:

Dr. Tiso Faletoese (Regional Medical Advisor East Asia Pacific @ The World Bank Group);
Dr. Irene TEO (Senior Medical Consultant Asia @ Vanbreda International);
Dr. Harim Priyono dan team di RS Premiere Jatinegara;
Dr. Siti Faisa dan team di Kasoem Hearing & Speech Center;
Dr. Oktafiani MayangSuri di Rumah Vaksin Pondokgede;
Dr. Piprim Basarah Yanuarso di Rumah Echo;
Teman-teman di World Bank Office Jakarta;
Teman-teman di Kementerian Perdagangan khususnya Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan,
(juga Mas Solihin di Biro Kepegawaian Kementerian Perdagangan);

Kasoem Hearing Team (Mas Ilyas, Mas Dani, Mas Agus, Mba Rini Nurbaeti, Mba Dini Kusumawati, dkk);
Mas Yudha di RS. Premiere Jatinegara yang telah banyak membantu keadministrasiannya;
Teman-teman di Rumah Ramah Rubella atas supportnya;
Mama Ubii Gracie Melia, Mama Gendhis Nuril Lia & Mama Nadhif Langkah Kecil Nadhif yang selalu memantau perkembangan Sakha (makasih supportnya maks, big hug..);
Mama & Papa Evander Kevin Suriadarmaputra yang sudah repot-repot jenguk Sakha (mak Empin, makasih suportnya diantara kegalauan kita sebagai musuh besar rubella);
Mba Primaningrum Bunda Balqiz di Yayasan Balita Tunanetra yang juga selalu update kondisi Sakha (makasih supportnya mak, peluuuk..);
Mba Hesti Kusuma Wardhani yg telah meluangkan waktunya untuk ikut menemani Sakha nginep di RS;

Nur Yatiningsih asisten andalan saya;


Tika Rachma Watti yang sudah seperti saudara bagi kami sekeluarga;

serta teman-teman dan saudara yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
terima kasih atas doa dan supportnya. 


Tinggal tunggu hari Kamis nanti tanggal 6 Februari 2014 Sakha lepas perban dan kira-kira tanggal 22 Februari 2014 Sakha switch on. Senangnyaaaa...