Minggu, 23 Februari 2014

BEGINI TO, RASANYA NONTON LIVE -- Bagian 2

Part 3

Jam 13.10 (kalo ini tepat)
Menuju Jl. Kapten Tendean dari kantor yang lokasinya di Jl. MI.Ridwan Rais. Keluar gedung, jalanan macet, berhenti tak bergerak. Tepat di depan kendaraan saya ada mobil terbuka dengan beberapa pemuda yang mengenakan baju hitam berikat kepala. Pake toa mereka teriak-teriak. Entah apa yang mereka teriakkan. Yang saya rasakan adalah sebel. Sebel karena mereka jadi perjalanan saya terhambat. Haduuuuhhh gimana ini kalau nanti telat. Jam 13.20, masih di Tugu Tani. Merayap. Saya hanya bisa memberi kabar teman-teman grup rumpi mengenai posisi saya dan kemungkinan terlambat. Saya minta maaf seandainya tidak berkesempatan datang tepat waktu. Secara, tim hore yang bisa hadir hanya saya. Di akhir pesan saya, saya sampaikan, saya sudah berusaha, tetapi jalanan sangat tidak bisa diprediksi. Jika memang takdir Tuhan saya bisa datang tepat waktu, maka saya bisa ikut acara dimaksud. Tapi kalau ternyata saya terlambat, saya minta maaf, saya sudah sangat berusaha. Mba Inel, teman kami yang menjadi narasumber di acara Dr. Oz menelpon. Saya sampaikan kalau saya masih di jalan. Beliau mengatakan akan menunggu saya. Saya jawab, baiklah, saya tetap datang meskipun terlambat. 

Jam 13.40
Lampu merah Tugu Tani. Kendaraan mulai berkurang, meskipun masih padat. Pak Sopir tahu saya galau dengan keadaan ini, walaupun saya tidak mengatakan apapun tentang Studio Transtv. Saya tidak ingin konsentrasinya pecah, ini di jalan yang ramai. Dia berusaha terus mendekat kendaraan di depan saya. Saya sedikit khawatir akan terjadi ciuman maut antara mulut mobil dan (maaf) pantat mobil depan kami. Diam-diam saya berdoa, Ya Alloh, jika memang kehendak-Mu aku untuk mengikuti acara ini, maka Engkau akan melancarkan perjalanan kami. Namun jika tidakpun, aku tahu, mungkin belum saatnya bagiku untuk bisa memberikan support untuk teman kami. Lampu hijau, Pak Sopir cepat-cepat menginjak gas dan kendaraan kami melaju. Perlahan mendekati lampu merah di perempatan Cut Mutia. Kemudian saya meminta Pak Sopir untuk melalui jalan Cut Mutia dan melewati Teuku Umar. Alhamdulilah, lancar.. Setibanya di Kuningan, Mba Ratna teman kami dari Gramedia menelpon saya, beliau sudah sampai di lokasi. Saya melirik jam, ah entah kenapa kok tiba-tiba matahari meredup, kaca jam saya yang berwarna coklat hanya memantulkan sinar saja. Sudahlah, biarkan Alloh yang bekerja. 

Jam 13.50
Saya tidak menyangka sama sekali, Alloh benar-benar memberikan kelancaran jalan untuk saya. Mba Ratna sms, katanya beliau menunggu saya di Coffe Bean di Transtv. Ops.. hampir terlewat. Pak Sopir melewati jalan masuk ke gedung Transtv. Perlahan kami mundur dan masuk ke pelataran gedung. Saya kembali mengucap Hamdalah. Bahkan ini masih belum waktunya. Alhamdulilah.. Saya turun, tidak ketinggalan Den Bagus Ganteng. Bawaan wajib saya, hehehe.. Coffe Bean, jilbab warna oranye, itu dia. Saya menyapanya, ini Mba Ratna. Tak lama kemudian Mba Inel kembali menelpon, meminta saya untuk ke TKP. Kamipun bergegas menuju studio 10. Mba Inel menemui kami, dan Alhamdulilah, taping untuk Mba Inel belum dimulai. So..?? saya masih diberi kesempatan untuk mensupport Mba Inel & putranya Nadhif, tidak menyangka sama sekali jika Alloh melonggarkan jalanan macet tadi untuk saya.. Dan saya juga diberi hadiah, bisa melihat Meisya Siregar dari dekat, yang dulu pada jamannya saya ikut menyesal kenapa artis ini tidak menikah dengan pacarnya Beby Romeo. Hahahaha... Jadi, nikmat Tuhan mana lagikah yang berani saya dustakan..?? 

Jam 14.30
Mba Inel dipanggil, penonton diminta duduk. Saya dan Mba Ratna ditanya, apakah kami dari keluarga Mba Inel. Kami dipersilahkan duduk di bangku depan. Aduh, gimana ini, Den Bagus ga mungkin saya tinggalkan. Sayapun bertanya, apakah boleh membawa anak saya, mereka mengijinkan. HUaaaaaa... dalam hati saya teriak, Mama Kevin rugiiiiiii........ ternyata boleh kok bawa anak. Hasssssssseeeeeeekkkkkkkk.. mudah-mudahan bisa ikut mejeng di tipi, hihihihi.. Allohu Akbar Allohu Akbar.. adzan Ashar, syuting dihentikan sampai adzan selesai. Si Ganteng mulai rewel nih. Tapi masih mau kooperatif. Saat dimulai kembali, Den Bagus mulai berkicau, aduh.. saya takut ini menghambat dan harus diulang karena Den Bagus. Kami diliatian sama kru, aduuhh.. saya berusaha menenangkan Si Ganteng. Sampai saya dengar Mba Inel ditanya oleh Host, Dr. Ryan, "Jadi apa yang Bu Inel lakukan setelah Ibu mengalami hal ini dengan kondisi Nadhif yang terkena dampak dari rubella?" . Saya tegang, Mba Inel sempat terdiam. Kemudian Dr. Ryan mengulang pertanyaannya, kali ini menekankan pada apa yang Mba Inel lakukan supaya teman-teman Mba Inel tidak mengalami hal yang sama. Mba Inel mengucapkan "Membuat Grup Rumah Ramah Rubella.....bukan saya sih yang membuatnya, yang membuatnya teman saya, Grace Melia, di Yogyakarta. ..". Aaaahh saya tidak bisa mendengar lebih banyak lagi, volume suara Mba Inel tidak cukup keras untuk bisa saya dengar dengan jelas. Tapi haaaaa....saya senang sekali, nama grup kami yang sedang kami perjuangkan ini terlontar dari Mba Inel, mudah-mudahan tidak diedit. Yang saya dengar kemudian adalah, Dr. Ryan mengulang nama grup kami ini. Senangnyaaaa.....lega sekali rasanya..

Jam 15.40
Taping selesai, kami diberi kesempatan untuk foto bareng Dr. Ryan Thamrin dan Meisya Siregar.


Saya, Si Ganteng & Dr. Ryan Thamrin (Host-nya emang ganteng, benerr)


Mba Berta & Mba Ratna dari Gramedia serta Saya & Si Ganteng

Saya, Si Ganteng & Meisya Siregar

 Dr. Ihsan (nara sumber), Mba Ratna, Saya, Si Ganteng, Mba Inel, Nadhif, Meisya Siregar, Ibunda Mba Inel & Dr. Ryan

Mba Inel, Nadhif & Meisya Siregar

Foto untuk dokumentasi di grup, sebagai laporan atas yang telah kami laksanakan. MISI SELESAI.

3 komentar:

  1. wiiihh...kereen kereeenn mak ^^ seru ya mak.. terbayang pasti rame deh..

    BalasHapus
  2. iya mak, tegang bener pas menjelang berangkat ke studio dari kantor ituh. makasih udah mampir mak..*sodorin cake pisang keju

    BalasHapus
  3. Hostnya emang ganteng bener, miripan saya dikit. xixixixi

    BalasHapus